Kamis, 23 Januari 2014
Rabu, 15 Januari 2014
cara bayi berjalan
CARA MUDAH AGAR BAYI CEPAT BERJALAN
Cara Mudah Agar Bayi Cepat Bisa Berjalan - Proses tumbuh kembang anak memang ada tahapannya, seorang bayi yang
baru lahir prosesnya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk itu
dapat tumbuh secara sempurna. Artinya, mulai dari ia telungkup,
merangkak, berdiri, berjalan, hingga pandai berbicara, membutuhkan waktu
kurang lebih satu tahun.
Sebagai orang tua, kita tentunya ingin agar anak kita dapat cepat
tumbuh sehingga kita merasa bahagia karena anak kita dapat tumbuh
lebihcepat dari yang lain. Padahal hal itu belum tentu baik. Seperti
halnya untuk proses berjalan, seorang bayi membutuhkan waktu 11 hingga
12 bulan untuk proses belajarnya, dan ini tentunya juga harus didukung
dengan asupan makan yang baik agar bayi tersebut tetap sehat.
Untuk proses belajar berjalan, memang sangat hati-hati, karena bayi
umumnya mudah trauma sehingga jika ia sudah merasakan jatuh terkadang
takut kembali untuk mencobanya. Berikut ini kami sajikan tips agar anak
dapat cepat berjalan yang kami kutip dari http://www.d-aji.web.id.
Dalam situs tersebut dijelaskan, sebagai seorang ibu tentu ingin
melihat anaknya cepat bisa jalan. Semua orang mahfum bahwa merawat anak
kecil akan membuat Anda menjadi ‘langsing’ alias capek. Baru saja
selesai dengan fase terbangun dan menangis di malam hari, genap usia
setahun biasanya disusul dengan perkembangan si kecil yang pesat dan
mulai belajar berjalan.
Bagaimana pun capeknya, toh rasanya pasti tidak seberapa dibandingkan
dengan kebahagiaan Anda melihat si kecil sudah bisa bergerak dengan
merangkak atau berjalan ke mana pun dia mau. Padahal berdiri saja belum
tegak benar dan kalau melangkah masih terlihat miring ke kiri ke kanan.
Melihat gaya ‘jalan mabuknya’ mungkin Anda sebagai orang tua justru
akan lebih was-was karena kuatir buah hati kesayangan Anda jatuh dan
terantuk. Akibatnya eksplorasi si kecil jadi malah terbatas. Padahal
pengalaman jatuh saat belajar berjalan itu justru merupakan pengalaman
yang sangat berharga untuknya. Justru ketika anak terjatuh, ia akan
merasa makin tertantang dan berintrospeksi. Momen jatuh inilah yang bisa
dijadikan anak untuk berintrospeksi, tentunya setelah diarahkan orang
tua. Ia akan belajar saat menghadapi jalan licin, memori mengenai
pengalaman tak enak tadi akan muncul kembali bahwa di tempat licin ia
harus pegangan dan hati-hati supaya tidak jatuh lagi.
Refleks semacam ini jika muncul terus-menerus akan terakumulasi
sebagai suatu bentuk keterampilan yang membuat anak siaga. Makin kaya
pengalaman yang didapat, kian banyak proses pembelajaran dan data yang
diperoleh anak sebagai bekalnya untuk bisa berjalan normal seperti orang
dewasa. Kami dengan senang hati akan memberi beberapa langkah untuk
membantu dan menstimulasi buah hati Anda cepat pandai berjalan. Simak
deh..
Saat si kecil berusia 9-11 bulan dan bisa berdiri sendiri, perhatikan
dengan seksama apakah berdirinya sudah tegak dan seberapa lama ia mampu
bertahan. Jika belum, jangan bosan melatihnya kembali sampai anak bisa
berdiri tegap untuk waktu cukup lama. Pancing dengan mainan favorit si
kecil di atas kepalanya. Ini akan menantangnya untuk menggapai-gapai
mainan tersebut dan berusaha menegakkan badannya.
Jika ia sudah bisa berdiri sendiri tanpa berpegangan, amati apakah
sudah bisa mantap berdiri dan berapa lama ia bisa bertahan. Jika sudah
bisa berdiri tegap, itu berarti anak sudah siap mendapat stimulasi
berjalan. Perhatikan apakah posisi jari kaki anak menekuk atau tidak.
Jika menekuk, itu tandanya dia masih perlu stimulasi supaya berani dan
terbiasa menahan berat badannya dengan bertumpu pada kedua kakinya.
Bila jari kakinya tidak menekuk, mulailah mengajaknya untuk mau
ditatih. Biarkan kedua tangannya memegangi kedua tangan Anda lalu
ajaklah ia melangkahkan kakinya. Bila susah dan belum terbiasa,
posisikan kedua telapak kakinya di atas punggung kaki kita. Sambil
tangan kita tetap memegangi kedua tangannya, ajaklah ia melangkah. Agar
suasananya menyenangkan dendangkan lagu saat kita melangkahkan kaki.
Begitu anak bisa berjalan merambat, umumnya anak tahu bagaimana
caranya menggerakkan kakinya ke depan dan ke samping. Nah, inilah momen
paling tepat untuk mengajaknya mau ditatih. Berikan kesan bahwa bisa
berjalan itu menyenangkan.
Begitu langkah anak sudah teratur, beranikan diri untuk hanya
memberikan jari telunjuk tangan kanan dan kiri kita untuk dipegangi anak
selagi ia ditatih. Biarkan anak melangkahkan kakinya. Orang tua tinggal
mengikutinya saja dan wajib mengerem atau mengalihkan arah jika anak
menuju ke tempat yang dianggap mengundang bahaya.
Bila ia terlihat tak lagi mengalami kesulitan dan mulai lancar,
saatnyalah menstimulasinya agar mau berjalan sendiri tanpa merambat atau
kita pegangi. Kemudian berilah dia stimulus yang bisa memancingnya
untuk bergerak dengan cara melangkah menuju arah stimulus tersebut.
Bentuk pancingan ini macam-macam, bisa mainan bisa pula makanan
kesukaannya.
Yang jelas, biasakan si kecil dengan latihan-latihan ini rutin dan
terus-menerus setiap hari agar ototnya juga terlatih dan ia menggemari
kegiatan barunya.
------------------------------------
Ingin Bayi Cepat Bisa Jalan? Jangan Dipakaikan Popok
Bayi rajin mengompol karena belum mampu mengontrol otot kandung
kemihnya. Untuk itulah diciptakan popok, agar ompol bayi tidak langsung
membanjiri kasur atau benda-benda lain di sekitarnya. Namun sebuah
penelitian menemukan bahwa popok dapat memperlambat kemampuan bayi untuk
berjalan.
Penelitian ini dilakukan oleh para psikolog di New
York University terhadap 60 orang bayi yang baru belajar ataupun mulai
berjalan. Ternyata popok tak hanya mengakibatkan masalah kulit berupa
ruam pada bayi, tetapi juga membuat bayi jadi lebih sulit belajar
berjalan.
Di antara para bayi yang diteliti, separuh di antaranya
berusia 13 bulan yang baru saja belajar berjalan. Separuh lainnya
berusia 19 bulan yang sudah mulai bisa berjalan. Bayi-bayi tersebut
diuji sebanyak 3 kali, yaitu saat telanjang, mengenakan popok kain dan
mengenakan popok sekali pakai.
Para peneliti menemukan bahwa
popok mempengaruhi kemampuan berjalan bayi. Di antara bayi berusia 13
bulan, ada 10 dari 30 bayi yang terjatuh. Ketika mengenakan popok sekali
pakai, jumlahnya melonjak jadi 17 bayi. Jika mengenakan popok kain yang
lebih besar, jumlahnya naik jadi 21 bayi.
Pada bayi yang berusia
19 bulan, pengaruh pemakaian popok masih ada, hanya saja tidak begitu
menonjol. Ketika berjalan sambil mengenakan popok sekali pakai atau
telanjang, hanya 4 bayi yang jatuh. Angkanya melonjak jadi 8 bayi saat
mengenakan popok kain. Ketika mengenakan popok, bayi cenderung mengambil
langkah lebih lebar dan pendek.
"Popok membuat adanya gumpalan
di antara kaki, berpotensi memperburuk keseimbangan dan posisi bayi.
Jadi popok bayi sendiri merupakan suatu gangguan biomekanis yang
berlangsung saat belajar berjalan," kata peneliti, Whitney Cole seperti
dilansir Medical Daily, Senin (28/1/2013).
Penelitian
ini diterbitkan dalam jurnal Developmental Science. Walau demikian, para
peneliti masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
apakah pengaruh popok ini berlangsung untuk jangka waktu yang panjang.
Yang jelas, peneliti meyakini bahwa melepas popok akan mempercepat
proses belajar berjalan bayi.
Langganan:
Postingan (Atom)